Intarta.com – Bogor | Regal Springs Indonesia (PT Aqua Farm Nusantara) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi menjalin kerjasama riset dan inovasi untuk pengendalian penyakit Francisellosis pada ikan tilapia. Penandatanganan perjanjian kerjasama dilakukan di Gedung Indraja, PRV-BRIN, Bogor, pada Senin (12/8), antara Harimurti Nuradji, DVM, Ph.D., Kepala Pusat Riset Veteriner BRIN, dan Sony Sitorus, Direktur Regal Springs Indonesia.
Sony Sitorus, Direktur Regal Springs Indonesia menjelaskan bahwa fokus utama dari kolaborasi ini adalah pengembangan metode deteksi molekuler Francisella noatunensis subsp orientalis serta pengembangan metode skrining strain Master seed untuk kandidat vaksin.
” Langkah ini diharapkan dapat memberikan solusi efektif dalam pengendalian penyakit yang kerap menyerang ikan tilapia (Oreochromis niloticus L.), komoditas penting bagi sektor perikanan Indonesia,” ujarnya.
Sony Sitorus, Direktur Regal Springs Indonesia, menyatakan bahwa kerjasama ini merupakan langkah strategis dalam upaya perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan keberlanjutan budidaya ikan tilapia di Indonesia.
“Kerjasama ini bukan hanya sinergi yang positif, tetapi juga langkah penting dalam mewujudkan visi kami untuk mengembangkan teknologi dan inovasi berkelanjutan,” ungkap Sony dalam rilis resmi.
Selain pengembangan teknologi, kerjasama ini juga melibatkan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan sarana dan prasarana bersama, serta penguatan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang kesehatan ikan.
Harimurti Nuradji, DVM, Ph.D., berharap kolaborasi ini akan memperkuat kapasitas PRV-BRIN dalam riset dan inovasi di bidang kesehatan ikan. Ia juga menekankan bahwa hasil dari kerjasama ini diharapkan dapat mendukung peningkatan produktivitas ikan dan memberikan kontribusi positif bagi sektor perikanan nasional serta devisa negara.
Regal Springs Indonesia, yang sudah melakukan berbagai langkah diagnosis dan pengobatan untuk meningkatkan ketahanan ikan tilapia, berkomitmen untuk mematuhi standar internasional yang diterapkan oleh Aquaculture Stewardship Council (ASC) dan World Health Organization (WHO) demi kesehatan ikan dan keberlanjutan lingkungan.
Kolaborasi ini diharapkan memberikan dampak signifikan dalam pengembangan teknologi kesehatan ikan dan meningkatkan daya saing industri perikanan Indonesia di pasar global.**