Intarta.com – Medan | Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejati Sumut) terus mengedukasi masyarakat melalui program unggulan “Jaksa Dalam Jaringan” (Jaksa Daring) yang rutin diadakan di akun media sosial @kejatisumut. Pada Kamis (27/6).
Topik yang diangkat adalah maraknya judi online, dengan narasumber Ricardo Marpaung, SH, MH, Plh. Kasi Keamanan Negara dan Ketertiban Umum serta Tindak Pidana Umum Lainnya (Kamnegtibum dan TPUL). Acara ini dipandu oleh Koordinator Intelijen Yos A Tarigan, SH, MH.
Ricardo Marpaung memaparkan bahwa judi online kini menjadi masalah serius yang berdampak buruk pada masyarakat. Menurutnya, pasal 27 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1/2024 tentang Perubahan Kedua UU Nomor 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) melarang judi online.
“Dampak negatifnya sudah banyak terjadi, termasuk kasus kekerasan dalam keluarga yang dipicu oleh kecanduan judi online,” ujarnya.
Dalam hal ini, Presiden Joko Widodo telah dengan tegas melarang judi online, dan menyerukan seluruh elemen masyarakat untuk tidak terlibat dalam perjudian baik offline maupun online.
Menanggapi pernyataan ini, Ricardo menyampaikan bahwa berbagai lembaga termasuk Kejaksaan, TNI, dan lainnya telah aktif memerangi judi online.
“Sampai saat ini, sekitar 5000 rekening dan e-wallet serta 2,1 juta situs judi online telah diblokir,” sebutnya.
Dalam sesi tanya jawab, Ricardo mengingatkan pentingnya melaporkan aktivitas judi online kepada aparat terdekat. Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, menurut Yos A Tarigan, berkomitmen memutus mata rantai judi online melalui tindakan tegas dan edukasi masyarakat.
Ricardo menekankan agar masyarakat tidak mencoba judi online karena risikonya yang tinggi untuk kecanduan.
Program Jaksa Daring ini berhasil memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat tentang bahaya judi online, sekaligus mengajak untuk aktif berperan dalam pencegahannya. ** Sumber LD.
