Jakarta (INTARTA) – Sutradara kondang Hanung Bramantyo bersama rumah produksi MD Pictures menghadirkan film terbaru mereka bertema “Ipar Adalah Maut”, sebuah drama keluarga dengan sentuhan religi yang mengisahkan kehancuran rumah tangga akibat perselingkuhan.
Diangkat dari kisah nyata yang dibagikan akun TikTok @elizasifaa, film ini bercerita pengalaman seorang istri yang mendapati suaminya berselingkuh dengan adik kandungnya sendiri.
Film ini mengikuti kisah Nisa (Michelle Ziudith) yang pertama kali bertemu dengan suaminya bernama Aris (Deva Mahendra) saat Nisa masih duduk di bangku kuliah dan Aris menjadi dosen muda di kampusnya.
Setelah saling mengenal lebih dalam satu sama lain, Aris memutuskan untuk meminang Nisa. Pernikahan mereka mulanya sangat bahagia dan harmonis.
Penonton pun dibuat terbawa perasaan oleh keharmonisan rumah tangga mereka dengan penggambaran sosok Aris menjadi sosok suami yang cerdas dan berkarisma dan Nisa menjadi istri yang penyayang.
Rumah tangga mereka mulai diterpa ujian saat ibu Nisa (Dewi Irawan) menitipkan adik Nisa bernama Rani (Davina Karamoy) untuk tinggal satu rumah karena berkuliah di kota mereka tinggal.
Mulanya semua berjalan normal, rumah tangga Aris dan Nisa berjalan harmonis dan bahagia, ditambah dengan kehadiran anak semata wayang bernama Raya (Alesha Fadhillah).
Tanpa disangka, Rani mulai tumbuh bibit-bibit cinta kepada Aris dan sebaliknya, Aris pun juga kemudian tertarik dengan adik kandung istrinya sendiri. Sampai akhirnya mereka menjalin hubungan terlarang tanpa sepengetahuan Nisa.
Kebohongan yang ditutupi Aris dan Rani suatu hari akhirnya terkuak oleh Nisa. Perselingkuhan yang dilakukan Aris seketika menghancurkan rumah tangga Nisa yang sudah dibangun bertahun-tahun.
Dari segi cerita, film “Ipar Adalah Maut” mempunyai pola cerita yang mirip dengan film-film perselingkuhan dalam rumah tangga lainnya. Hal yang agak berbeda di sini adalah karakter perebut suami orang adalah adik kandung sang istri sendiri.
Hanung Bramantyo berhasil mempermainkan emosi penonton lewat alur dan konflik dalam film ini. Di awal penonton dibawa merasakan kehangatan rumah tangga Aris dan Nisa. Lalu emosi penonton langsung diacak-acak setelah konflik muncul ketika Aris berselingkuh dengan Rani.
Alur konflik juga dibawa naik terus dari pertengahan sampai akhir film yang seakan tidak memutus emosi kekesalan penonton terhadap perselingkuhan Aris dan Rani.
Alur yang menyentuh hati juga didukung oleh akting apik dari para pemerannya. Penokohan dalam cerita ini sangat kuat dan aktor yang memerankannya pun semakin mengaduk emosi penonton.
Adegan yang paling berkesan adalah saat di mana Aris dan Nisa bertengkar hebat setelah perselingkuhannya dengan Rani terbongkar.
Dalam adegan itu, akting Michelle Ziudith dan Deva Mahendra berhasil menyampaikan emosi sedih, marah, sekaligus kecewa yang coba dibawakan oleh alur ceritanya.
Lewat film “Ipar Adalah Maut”, Hanung Bramantyo mencoba menyampaikan peringatan bahwa sepintar apapun kebohongan ditutupi kelak suatu saat akan terkuak juga.
Pesan lainnya yang ingin disampaikan film ini adalah badai paling berbahaya justru yang selama ini tidak disadari oleh orang-orang.
Bagaimana Aris menutupi perselingkuhannya dengan Rani? Apakah Nisa bisa bangkit dari keterpurukan setelah kehancuran rumah tangganya? Temukan jawabannya di film “Ipar Adalah Maut” yang tayang di bioskop Indonesia mulai 13 Juni 2024. (rel)