Santri memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Pada masa penjajahan, banyak santri yang turut berjuang melawan penjajah meskipun mereka tidak memiliki keahlian khusus dalam strategi pertempuran. Namun, dengan niat ikhlas lillahita’ala dan kepatuhan yang kuat terhadap arahan para kyai, terutama kyai pondok pesantren tempat mereka menimba ilmu, banyak dari mereka yang gugur sebagai syuhada. Tentunya peran Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari dalam mengeluarkan resolusi jihad pada tahun 1945 penegasan konstribusi besar para santri dalam mempertahankan kemerdekaan indonesia. Resolusi ini bukan hanya menjadi bagian dari perjuangan fisik mempertahankan negara, tetapi lebih jauh pembentukan landasan etos karakter santri yang menggabungkan nilai- nilai keislaman dan nasionalisme. Saat ini semangat tersebut perlu dihidupkan kembali untuk menghadapi tantangan era global melalui lebih memodernisasi sistim pendidikan yang berbasis nilai islam dan kebangsaan kenegerawanan. Kenangan dan kisah perjuangan ini bukan sekadar bagian dari sejarah, melainkan inspirasi untuk membentuk karakter santri yang terlatih, disiplin, dan berjiwa pancasilais di era kontemporer.
Pembentukan ‘Madrasah Taruna Santri’ merupakan langkah strategis untuk membentuk generasi santri yang mampu menghadapi dinamika global dengan karakter yang Adaptif, Responsif, dan Visioner Ulul Albab.
Saat ini, perkembangan pendidikan menengah kejuruan (SMA – SMK) di Indonesia telah menunjukkan bahwa pendidikan dengan spesifikasi keterampilan tertentu mampu memberikan kontribusi besar bagi pengembangan sumber daya manusia yang siap kerja dan berdaya saing. Oleh karena itu, sangat relevan untuk menerapkan konsep serupa di pondok pesantren guna mempersiapkan santri tidak hanya untuk melanjutkan pendidikan, tetapi juga untuk berperan dalam pembangunan negara.
Konsep ‘Madrasah Taruna Santri’
‘Madrasah Taruna Santri’ dimaksud merupakan konsep pendidikan di lingkungan pondok pesantren yang mengintegrasikan nilai-nilai religius, keterampilan profesional, dan nasionalisme. Mirip dengan konsep pendidikan di SMA Taruna yang mempersiapkan siswa menjadi calon pemimpin masa depan bentukan kenegerawanan melalui jalur pendidikan berkelanjutan selanjutnya semisal akademi militer, akademi polisi, dan seluruh sekolah ikatan dinas negara atau lainnya. ‘Madrasah Taruna Santri’ dirancang untuk melatih santri menjadi generasi yang siap melanjutkan pendidikan ke jenjang strategis.
Pentingnya Langkah Strategis Kementerian Agama
Kementerian Agama Republik Indonesia Mentri Agama RI Almukaram Bapak Prof Dr Kyai H Nasaruddin Umar, MA dan Wakil Mentri Agama RI Almukaram Kyai Dr. Romo H R. Muhammad Syafii, SH, M.Hum memiliki peran penting dalam menginisiasi langkah strategis untuk mewujudkan konsep Madrasah Taruna Santri ini dengan kajian-kajian terstruktur progresif. Program ini dapat diawali dengan pengembangan kurikulum di Madrasah Aliyah (Pesantren) yang berfokus pada pembentukan karakter religius, keterampilan teknis, dan jiwa kepemimpinan berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Dalam tahap awal, implementasi dapat dilakukan pada Madrasah Aliyah pada umumnya atau Madrasah Aliyah Pondok Pesantren yang memiliki infrastruktur dan sumber daya yang memadai.
Selain pendidikan agama, kurikulum Madrasah Taruna Santri paling tidak mencakup pelatihan keterampilan dasar disiplin semi militer, kepemimpinan, manajemen bencana, serta pengembangan fisik dan mental, terfokus pada mempersiapkan karakter dan keterampilan yang bermuatan pada jenjang pendidikan selanjutnya sebagai mana yang tersebut diatas. Program ini bertujuan untuk membentuk santri yang tidak hanya berkecimpung dalam pengabdian di dunia pendidikan, tetapi juga siap berkontribusi dalam berbagai bidang kenegaraan dan sosial kemasyarakatan.
Potensi Implementasi di Era Pemerintahan Saat Ini
Presiden RI Almukaram Bapak Jenderal (Hor) Purn. H. Prabowo Subianto dan Wakil Presiden RI Almukaram Bapak Gibran Rakabuming Raka memiliki visi dan misi yang menjunjung tinggi pengembangan pendidikan nasional. Dalam berbagai kesempatan, Presiden RI dan Wakil Presiden RI telah menekankan pentingnya menyiapkan generasi emas 2045 yang memiliki keterampilan unggul dan berdaya saing global. Oleh karena itu, konsep Madrasah Taruna Santri ini memiliki peluang besar untuk diimplementasikan sebagai salah satu program strategis pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Mengapa “Madrasah Taruna Santri” Diperlukan?
Pentingnya membentuk Madrasah Taruna Santri didasarkan pada beberapa alasan strategis:
1. Mempersiapkan Generasi Berkarakter Religius dan Nasionalis: Pendidikan berbasis pesantren telah lama teruji menjadi benteng moral bangsa. Dengan integrasi pendidikan kepemimpinan dan kenegaraan, santri akan memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin masa depan yang berintegritas dan berkomitmen terhadap nilai-nilai agama dan nasionalisme.
2. Menjawab Tantangan Dinamika Global: Dalam menghadapi era globalisasi, diperlukan sumber daya manusia yang tidak hanya memahami agama, tetapi juga memiliki keterampilan teknis dan kemampuan kepemimpinan yang kuat.
3. Memperluas Akses Pendidikan Berkelanjutan: Madrasah Taruna Santri memberikan kesempatan kepada santri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi semisal diakademi militer, akademi polisi, dan sekolah kedinasan institusi kenegaraan lainnya, sehingga memperluas jalur karier mereka.
Tahapan Implementasi
Untuk merealisasikan konsep Madrasah Taruna Santri, langkah-langkah berikut dapat diambil:
1. Analisis Kebutuhan dan Potensi: Melakukan kajian komprehensif terkait potensi pesantren yang dapat menjadi percontohan serta kebutuhan sumber daya manusia dengan kompetensi kenegaraan.
2. Pengembangan Kurikulum Terpadu: Mengintegrasikan kurikulum pendidikan agama, pelatihan militer dasar, dan pendidikan karakter pancasilais dalam satu kesatuan yang holistik.
3. Pelatihan Guru dan Instruktur: Menyiapkan tenaga pendidik dan pelatih yang kompeten di bidangnya untuk melaksanakan program ini secara efektif.
4. Kemitraan Strategis dengan Akademi Kenegaraan: Bekerja sama dengan Institusi seperti TNI, Polri, IPDN, STAN, POLTEKIM, PPI ( Politeknik Penerbangan Indonesia), STIS, STIP, STMKG, Sekolah Intelijen Negara ( STIN), Politeknik Siber dan Sandi Negara (PoltekSSN), dan sekolah kedinasan lainnya untuk memfasilitasi santri dalam melanjutkan pendidikan fokus di jenjang yang lebih tinggi.
5. Pengawasan dan Evaluasi Berkala: Melakukan evaluasi terhadap implementasi program guna memastikan kualitas pendidikan tetap terjaga dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Penutup
Konsep ‘Madrasah Taruna Santri’ adalah sebuah terobosan dalam dunia pendidikan pesantren di Indonesia, yang tidak hanya fokus pada pembelajaran agama, tetapi juga menyiapkan santri untuk berkontribusi di berbagai sektor kenegaraan. Dengan karakter ulul albab religius, pancasilais berketerampilan profesional, dan nasionalisme yang kuat, santri dapat menjadi pilar penting dalam mewujudkan cita-cita bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Program ini diharapkan mampu mencetak generasi muda yang tangguh, cerdas, dan siap menghadapi berbagai tantangan dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara dalam ikut mewujudkan Asta Cita Presiden RI dan Wakil Presiden RI. Baldatun Thoyyibatun Warobbul Ghopur.
(Sumbangsih Pemikiran oleh : Tuan M. Yoserizal Saragih, M.I.Kom, Wakil Dekan III, Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumut / Keluarga Besar Santri)