Sampai dengan Februari 2024, jumlah investor saham bertambah sebesar 16.357 investor dari tahun sebelumnya
Palangka Raya (INTARTA) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mencatat transaksi saham di wilayahnya per Februari 2024 mencapai Rp261,64 miliar.
“Adapun penuh kapitalisasi kepemilikan saham meningkat Rp3.083,51 miliar (yoy), dari Rp1.352,78 miliar Februari 2023 menjadi sebesar Rp4.436,29 miliar Februari 2024,” ucap Kepala OJK Kalteng Otto Fitriandy di Palangka Raya, Kalteng, Senin.
Sedangkan, penjualan lewat agen penjual efek reksa dana APERD hingga Februari 2024, terdapat penurunan nilai sebesar Rp4,21 miliar (yoy), namun jumlah nasabah, baik perorangan maupun institusi, mengalami peningkatan positif setiap tahunnya.
Jumlah nasabah APERD untuk kategori perorangan sebanyak 1.183 orang dan kategori institusi sebanyak tiga.
“Aspek pasar modal di Kalteng ini menunjukkan kinerja yang baik dengan jumlah investor yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sampai dengan Februari 2024, jumlah investor saham bertambah sebesar 16.357 investor dari tahun sebelumnya,” jelasnya.
Adapun berturut-turut, jumlah investor pada aspek pasar modal di Kalimantan Tengah per Februari 2022 sebanyak 61.931 orang, meningkat menjadi sebanyak 83.397 orang per Februari 2023, hingga per Februari 2024 menjadi sebanyak 99.754 orang.
Menurut ia, pandemi COVID-19 turut berdampak pada kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mempunyai dana darurat dan berinvestasi di pasar modal, yang didukung berkembangnya infrastruktur digital, sehingga semakin memudahkan masyarakat berinvestasi.
Adapun pelaku pasar modal pada 2022 didominasi oleh investor dari kalangan generasi muda atau yang disebut gen Z dengan rentang usia 18-25 tahun, mencapai 43,20 persen dari penuh investor pasar modal di Kalteng.
Selain itu, sebanyak 67,01 persen dari penuh investor di Kalimantan adalah pria. Pegawai swasta merupakan investor terbanyak di Kalteng yang mempunyai porsi sebesar 33,97 persen.
“Pelajar mempunyai porsi terbesar kedua, yaitu sebesar 27,23 persen dari penuh investor di Kalteng. Keadaan ini menandakan tingkat inklusi keuangan pada kalangan pelajar sudah cukup baik terutama untuk aspek pasar modal,” jelas Otto.