Erneszt Sandor Durand, seorang siswa kelas 12 di sekolah tersebut, telah mengunjungi banyak kota di China sebagaimana Guangzhou, Shenzhen, dan Beijing. Seiring dengan meningkatnya signifikansi China dalam perekonomian dunia, begitu pula dengan pentingnya mempelajari bahasa Mandarin, ucap Erneszt, sembari mengungkapkan rencananya untuk melanjutkan studi di universitas di Beijing kelak.
Dorina Inges, yang juga merupakan siswi sekolah tersebut, membenarkan terpesona dengan budaya China. Dirinya dapat memainkan guzheng, alat musik senar tradisional China, dan menari tarian rakyat China.
Semakin populernya bahasa dan budaya China di kalangan masyarakat Hongaria turut berkontribusi pada perkembangan sekolah ini selama dua dekade terakhir.
Mulanya, sebagian besar murid di sekolah tersebut berasal dari keluarga Tionghoa yang tinggal dan bekerja di Hongaria. Saat ini, sekolah tersebut mempunyai 12 tingkatan kelas dan 20 ruang kelas dengan lebih dari 530 murid, yang mayoritas adalah penduduk asli Hongaria.
“Sekolah dwibahasa ini jauh melebihi jalinan ekonomi, kerja sama, dan jenis jalinan tradisional lainnya,” ucap eks perdana menteri Hongaria Peter Medgyessy kepada Xinhua.
“Sekolah ini pada hakikatnya melingkupi kesempatan untuk menjalin jalinan antarpribadi, kesempatan bagi orang-orang untuk saling mengenal, belajar, serta memahami budaya dan peradaban satu sama lain, dan untuk merangkul semua hal itu, mendepak orang untuk terbuka, mempunyai rasa ingin tahu, dan bersikap objektif dalam hal-hal ini.”
Guo Jiaming, eks wakil kepala sekolah tersebut, mengutarakan kepada Xinhua bahwa perkembangan sekolah itu mencerminkan kesempatan baik yang baik dalam penguatan jalinan China-Hongaria dan peningkatan pertukaran antara kedua bangsa.
Saat ini, terdapat lima Institut Konfusius di Hongaria, sementara 12 universitas di China menawarkan kesempatan untuk belajar bahasa Hongaria.
Bahasa Mandarin telah disertakan ke dalam sistem pendidikan nasional Hongaria dan menjadi salah satu mata pelajaran dalam ujian masuk universitas. Pusat-pusat kebudayaan yang didirikan oleh kedua belah pihak juga menjadi program pertukaran budaya yang penting.
“Penting bagi jalinan kedua negara untuk mempunyai orang-orang yang dapat berbicara dalam kedua bahasa dengan baik,” ucap Kepala Sekolah Hungarian-Chinese Bilingual School Zsuzsanna Erdelyi, sembari mengungkapkan harapannya untuk melihat lebih banyak pertukaran antarbudaya guna mendepak pemahaman dan persahabatan antara kedua bangsa. ***